Minggu, 11 Desember 2011

Sejarah Ejaan


SEJARAH EJAAN

Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
huruf 'j' untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
huruf 'oe' untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.
Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof. Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.
Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947.

Ejaan Soewandi
Berawal dengan sebutan Ejaan Republik (edjaan repoeblik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu.
Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroeguru.
bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.

Selasa, 22 November 2011

Simple Random Sampling


  PREOSES MEMILIH MELALUI SAMPLING ACAK SEDERHANA
Dalam pemilihan unit sampling melalui sampling acak sederhana, diperlukan adanya kerangka sampling yang tersusun secara lengkap. Setiap satuan sampling dalam kerangka sampling tersebut iberi nomor urut dan banyaknya angka dalam nomor-nomor tersebut sama untuk setiap satuan sampling.
Langkah :
1.       Tentukan secara tegas populasi sasaran
Misal : Masyarakat di daerah A
2.       Buat Kerangka sampling
Seperti list
3.       Tentukan ukuran sample n
Misal n=20
4.       Lakukan Proses pegambilan sample
Apabila suatu target populasi telah ditentukan secara tegas dan dari populasi ini akan disusun sebuah sample melalui (SRS), maka selanjutnya harus dilakukan proses pemilihan dari anggota sampelnya. Adapun proses memilih dalam sampling acak sederhana banyak sekali caranya.
A)     Simple Randmization (SR)/ Pengacakan Secara Sederhana
Langkah :
(i)                  Tentukan populasi penelitian secara tegas study population (populasi sasaran dan populasi penelitian), yang sebaiknya sama dengan populasi sasaran.
(ii)                Tentukan secara tegas ukuran populasi
(iii)               Tentukan bentuk satuan sampling dan susun kerangka sampling yang lengkap.
(iv)              Tentukan ukuran sample berdasarkan perhitungan tertentu. Ukuran sample tersebut bisa ditentukan atas dasar statistik (statistical aspects) maupun nonstatistik (nonstatistical aspects)
(v)                Sediakan tabel angka random
(vi)              Proses memilih :m
a.       Secara sembarang jatuhkan benda ke atas tabel bilangan random dan perhatikan angka berapa yang tertuju oleh benda tersebut.
b.      Satuan sampling selanjutnya diperoleh dengan cara membaca tabel angka random ke bawah menurut kolom yang sesuai. Kalau masih belum cukup, baca ke atas.

B)      Randomization Based on Remainder (Pengacakan berdasakan pada sisa hasil pembagian)
Langkah :
(i)                  Tentukan populasi sasarn dan satuan samplingnya.
(ii)                Susun kerangka sampling
(iii)               Tentukan ukuran sample
(iv)              Sediakan angka tabel random, dari tabel ini kita mulai pada baris ke-1 kolom ke-1. Sebagai catatan bahwa langkah tersebut dilakukan apabila yakin betul bahwa tidak ada orang lain yang menggunakan keerangka sampling yang sama dengan tebel angka random yang sama pula.
(v)                Sebelum proses pemilihan dimulai, harus ditentukan secara tegas bilangan random mana saja yang tidak boleh dipakai. Untuk keperluan ini kita susun interval-interval.
C)      Randomization Based on Permutations
Dalam penelitian eksperimental, sering kali peneliti harus membagi sekelompok satuan sampling ke dalam beberapa kelompok secara acak sesuai dengan perlakuan (trreatment) yang akan dipakai. Pengacakan yang paling baik dalam hal ini adalah pengacakan dengan menggunakan bilangan yang dipermutasikan (diubah-ubah) secara acak, misalnya : 234,243,324,342,432, dan 423. Susun bilangan yang telah dipermutasikan tersebut ke dalam sebuah tabel. Pilih secara acak baris ke berapa yang akan dipakai dari tabel tersebut yang kemudian tabel ini harus dibacakan dari kiri ke kanan untuk menentukan bilangan aak yang terpilih sebagai nomor untuk satuan sampling.